Header Ads

'Nambang' Cyptocurrency Menguntungkan? (Pengalaman selama 1 Bulan)

Source : https://www.freepik.com/vectors/logo

Ya, anda tidak salah baca judul. Saya akhirnya memberanikan diri masuk kedalam dunia Cryptocurrency. Padahal jika kalian membaca artikel ini yang belum lama saya tulis, disitu saya bilang begini : 

"Bukan berarti kontra dengan jenis aset tersebut, tapi hanya belum menemukan alasan kuat mengapa harus memilikinya. Saya tidak akan tertarik hanya karena melihat kenaikan yang menggiurkan dalam jangka pendek, tetapi dibalik itu semua belum ada underlying value yang mencerminkan harga yang harus dibayar."

*Spoiler alert, artikel ini bukanlah untuk membahas 'value' dari bitcoin serta cryptocurrency lainnya, tapi lebih fokus ke pengalaman saya sebagai pemula dalam dunia mata uang digital ini.*

Kurang dari sebulan dari saya seperti sudah merubah pemikirian itu. Namun secara garis besar saya masih berpegang pada satement tersebut, namun bedanya setelah kepoin sana sini tentang apa itu cryptocurrency, teknologi blockchain dibaliknya, dan perkembangannya sampai saat ini, saya mulai tertarik untuk mendalami lebih jauh. 

Saya pun menjadi ingin mencicipi 'jenis aset' baru ini. Namun karena masih ada unsur spekulasi yang cukup besar saya memutar otak agar bisa meminimalisir downside agar kinerja portofolio investasi saya tetap stabil dan berorientasi investasi jangka panjang.  

Mining alias menambang adalah jalan tengahnya. Cara ini cukup 'aman' bagi saya karena dua faktor utama pendukung yaitu 
1. Saya sudah punya hardware pendukungnya (PC)
2. Saya merasa punya pengetahuan dan skill yang cukup untuk urusan per-komputer-an
3. Cashflow rutin dari mining. 
4. Investasi pada hardware (dalam hal ini graphic card) memiliki downside yang terukur, yaitu berupa depresiasi. Ini jauh lebih aman daripada investasi langsung pada cryptocurrency yang terkenal sangat volatil.


Apa itu Mining?

Pertama-tama kita harus paham dulu apa itu mining dalam dunia cryptocurrency. Crypto mining adalah aktivitas komputer dalam sebuah jaringan cryptocurrency untuk memecahkan suatu permasalahan kriptografi (proof of works) yang didalamnya terdiri dari proses memvalidasi data transaksi ke dalam blok dan mendapatkan 'koin' sebagai imbalan. 

Terdengar rumit ya, tapi simpelnya begini, mining itu seperti mempekerjakan komputer untuk membantu menjalankan jaringan cryptocurrency dan mendapatkan imbalan atas usaha tersebut. Imbalan tersebut berupa mata uang digital yang jaringannya kita 'bantu' tadi. Dengan kata lain, kita bisa mendapatkan mata uang digital secara hampir cuma-cuma melalui mining. Kenapa hampir? Ya karena mining membutuhkan komputer untuk berjalan dan komputer membutuhkan sumber daya listrik yang tidak gratis.

Lalu komputer seperti apa yang bisa mining? Pada dasarnya semua bisa. Namun tidak semua bisa menguntungkan. Mining dapat dilakukan oleh prosesor dan kartu grafis komputer pada umumnya, atau komputer khusus untuk mining seperti ASIC. Yang akan saya lakukan (dan orang pada umumnya) kali ini adalah mining menggunakan kartu grafis alias GPU (Graphic Processing Unit).

GPU pada komputer biasanya digunakan untuk membantu CPU dalam memproses grafis atau gambar. Aplikasi yang memanfaatkan GPU adalah software foto atau video editting, 3D render/modelling, atau gaming, intinya apapun yang ditampilkan komputer ke layar monitor anda pasti diproses gambarnya oleh GPU. Pada awalnya mining hanya bisa dilakukan oleh CPU namun pada perkembangannya, developer bisa memanfaatkan GPU untuk mining bahkan jauh lebih efisien daripada CPU.


Cara Mining

Untuk dapat melakukan mining, selain hardware, diperlukan 3 juga hal berikut ini :
1. Wallet
2. Mining Software
3. Mining Pool

Wallet adalah dompet tempat kita menampung mata uang digital sebagai hasil dari mining. Tiap cryptocurrency memiliki wallet yang berbeda. Dalam satu cryptocurrency pun punya berbagai macam pilihan wallet yang bisa anda pilih. Anda juga bisa menggunakan wallet dari aplikasi crypto exchange dalam negeri seperti Indodax, Tokocrypto, Pintu dan lain-lain. 

Software miner adalah software yang melakukan aktivitas mining. Setiap cryptocurrency memiliki software mining yang berbeda sesuai dengan algoritma pemrogramannya masing-masing. Ethereum misalkan memiliki algoritma pemrograman mining yang dinamakan 'ETHash'. Algoritma ini bisa dijalankan oleh beberapa software seperti Claymore miner, NBminer, lolMiner, TeamRedMiner, dan banyak lagi. 

Mining Pool adalah kumpulan miner yang mengombinasikan kekuatan komputasi mereka untuk meningkatkan peluang dalam menemukan blok. 

Pada kasus percobaan saya kali ini, saya menggunakan aplikasi yang bernama Nicehash. Aplikasi ini sangat cocok untuk pemula karena tidak perlu ribet konfigurasi sana-sini dan tinggal pakai saja. Mulai dari wallet, mining software, dan poolnya sudah disediakan oleh Nicehash. 

Menggunakan Nicehash memang cocok untuk pemula karena simpel. Namun dalam berjalannya waktu saya menyadari Nicehash bukanlah software miner sesungguhnya melainkan semacam pihak ketiga sebagai perantara yang menjual Hashing Power para miner dan membayar miner dalam bentuk bitcoin, bukan menambang cryptocurrency secara langsung. Contohnya saat mining ETH melalui Nicehash miner tidak akan mendapatkan ETH ke walletnya, melainkan BTC. 


Pengalaman 1 Bulan Mining

(13 Januari 2021)

Saya pertama sekali mencoba mining pada PC pribadi saya yang sudah dipersenjatai dengan GPU AMD RX 570 4GB. Ternyata ketika saya mencoba mining dengan Nicehash, revenue perharinya hanyalah sekitar 8-10 ribu rupiah. Jika dengan konsumsi listrik full sistem PC saya yang pada saat mining sebesar 200-210 watt dan jika dijalankan selama 24 jam, maka biaya listriknya adalah sekitar 7000 rupiah. Itu merupakan margin yang sangat tipis.

Setelah melakukan riset yang lebih dalam, ternyata faktor VRAM yang hanya 4GB membuat GPU saya tidak dapat menambang pada cryptocurrency yang paling menguntungkan saat itu yaitu Ethereum. Tanpa saya sadari, Nicehash secara otomatis melakukan benchmark terhadap seluruh algoritma dan aplikasi miner yang tersedia dan selanjutnya mining dari aplikasi miner dengan algoritma yang paling menguntungkan. Pada saat itu saya diarahkan menggunakan Algoritma Kawpow dari aplikasi miner NBminer yang mana algoritma tersebut digunakan untuk pada jaringan Ravencoin, yang artinya coin yang ditambang adalah ravencoin (RVN). 

Ilustrasi perbedaan profitabilitas mining antar tiap GPU.
Screenshot diambil tangal 16 Februari 2021.

(17 Januari 2021)

Karena menggunakan RX 570 4GB kurang profitable, saya pun memutuskan untuk mencoba menggunakan GTX 1660 Super 6GB. Sebelum saya memilih 1660 Super, saya cek terlebih dahulu perkiraan profitabilitasnya yang juga disediakan oleh Nicehash dan ternyata revenue-nya jauh lebih tinggi dari RX 570 4GB yaitu sebesar 26-30ribu rupiah per hari. Ditambah lagi konsumsi listriknya juga lebih irit daripada RX 570 sehingga profit perhari dapat mencapai 25 ribu. (kalkulasi pada saat itu, saat ini sudah naik karena harga ETH dan BTC juga sudah naik)

Awalnya saya ragu dengan simulasi perhitungan Nicehash, tapi keraguan itu sirna ketika GPU tersebut terpasang dan saya jalankan Nicehash secara otomatis agar menemukan algoritma yang paling profitable. Betul saja revenue yang dihasilkan sesuai yang diprediksi! Malah sering kali lebih tinggi. Mungkin ini dikarenakan pasar yang sedang bullish sehingga transaksi semakin banyak dan fee yang dibayarkan ke miner juga semakin banyak.

Karena sudah ada GTX 1660 Super, saya bisa mining dari 2 PC. PC pribadi (dengan RX 570) dan 1 PC milik ayah saya yang kebetulan menganggur. 

(10 Februari 2021)

Sepertinya keberuntungan sedang berpihak ke saya hari itu. Ketika sedang iseng berkeliling di salah satu sentra komputer di kota Medan, saya menemukan satu unit GTX 1660 Super dengan harga Rp 4.450.000,-. Itu merupakan harga yang cukup wajar karena di marketplace online harga graphic card jenis itu rata-rata dijual direntang 5-6 jutaan (tentunya naik karena booming mining dan kelangkaan stok). Tanpa panjang pikir langsung saya sikat yang kemudian saya pasang di PC utama menggantikan RX 570 4GB.

(13 Februari 2021) 

Sebenarnya saya sudah cukup puas dengan kinerja 2 GTX 1660 Super apalagi disaat yang bersamaan harga ETH dan BTC naik sehingga revenue meningkat dari yang per GPU 25-30 ribu rupiah, menjadi 40-50an ribu rupiah. Namun saya merasa konfigurasi ini masih belum optimal. Sumber daya yang ada di kedua PC ini sebenarnya masih bisa ditingkatkan. Saya ingin RX 570 yang sempat menganggur ini kembali bekerja! 

Kedua PC saya kebetulan menggunakan motherboard yang menyisakan 1 slot PCI Express yang kosong. Saya mencoba memanfaatkan slot kosong itu untuk menjalankan 2 GPU sekaligus (tentu dengan bantuan PCI-e Riser). Untuk urusan daya listrik, saya juga merasa pede dengan kemampuan PSU Coolermaster MWE 450W karena estimasi daya yang dibutuhkan untuk 'mengangkat 2 GTX 1660 Super paling maksimal 240 watt.

Ketika PCI-e Riser sampai saya langsung mencobanya dan.. wuzz ternyata begitu masuk ke windows, kedua GPU terbaca pada Device Manager. Ketika saya jalankan Nicehash pun kedua GPU ini dapat berjalan bersamaan. Ternyata rencana saya berjalan mulus dan saya mendapatkan konfigurasi paling optimal dari kedua PC ini. Sampai dengan saat ini belum ada kendala saat menjalankan 2 GTX 1660 Super secara bersamaan, smooth as butter

2x GTX 1660 Super 6GB

RX 570 4GB

Kiri RX 570, Kanan 2x GTX 1660 Super

Kendala Selama Proses Mining

Selama sebulan saya mining, ada beberapa kendala yang terjadi:
1. Saya tidak dapat memakai LAN karena jarak modem sangat jauh, sehingga terkadang koneksi WIFI terputus dan mining terhenti. Sebenarnya jika internet terputus mining bisa berjalan kembali secara otomatis ketika internetnya sudah normal lagi, namun beberapa kali entah kenapa tidak berjalan.
2. Nicehash beberapa kali terkendala sistem monitoring rignya. Hal ini membuat saya merasa seakan-akan sistem nicehash kurang reliable, walaupun memang mining masih berjalan dengan normal dan pembayaran ke wallet saya rasa masih normal. 
3. Saya belum punya casing PC khusus mining yang bisa menyokong lebih dari 1 graphic card sehingga untuk mengakalinya saya menggunakan rangka yang ada dibawah meja komputer untuk menggantung graphic card tersebut dengan menggunakan kabel ties. Secara estetika memang kurang bagus, tapi ini hanya sementara sampai keuntungan dari mining cukup untuk membuat rig khusus mining yang proporsional.

Konsumsi Listrik dan Suhu

Komponen yang menyedot konsumsi listrik terbesar pada saat mining tentu saja graphic card. Pada kondisi default biasanya konsumsi listrik RX 570 dan GTX 1660 Super pada saat full load mencapai masing-masing 160 watt dan 120 watt. Namun dalam mining kita bisa melakukan tuning power limit dan undervolting untuk menurunkan konsumsi daya sembari menjaga Hashrate sampai pada titik paling optimal. Dalam kasus graphic card yang saya gunakan, RX 570 bisa ditekan konsumsi dayanya menjadi hanya 90-100 watt dan GTX 1660 Super menjadi 75-82 watt. 

Begitupula dengan suhu graphic card harus dijaga pada tingkat serendah mungkin agar lebih awet. Batas suhu yang baik untuk graphic card menurut saya maksimal 75 Celcius. Semakin rendah semakin baik. Kita dapat mengatur kecepatan kipas menjadi 100% tapi itu pasti membuat kebisingan yang cukup mengganggu. Selain itu kipas juga ada umurnya apalagi ketika dipaksa bekerja 24 jam, jadi perlu mencari titik kompromi yang terbaik.

Software yang saya gunakan untuk melakukan tuning adalah MSI Afterburner dan untuk memantau konsumsi daya, suhu, dan indikator penting lainnya saya menggunakan GPU-Z. Selain menurunkan konsumsi daya dan mengatur suhu, MSI Afterburner juga bisa mengatur core dan memory clock graphic card, kedua parameter ini sangat mempengaruhi hashrate yang dihasilkan. Tiap graphic card memiliki titik optimal yang berbeda sehingga agar bisa mendapat hashrate paling optimal perlu trial and error.


Konsumsi listrik dari kedua PC ini ketika aplikasi mining berjalan full load adalah 195-205 Watt untuk 2x 1660 Super dan 175-190 Watt untuk RX 570 (full sistem). Dengan harga listrik per KWhnya Rp 1.444,7 dan asumsi kedua PC ini berjalan selama 24 jam maka dalam sehari biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :

= (205+190) x 24 : 1000 x 1444,7 =  13,695

Sekitar Rp 13.700,- perhari dan jika berjalan selama sebulan maka biayanya menjadi Rp 410.000,-

Untuk meminimalisir konsumsi listrik sebenarnya saya bisa melakukan hal-hal ini:
1. Menggunakan mining rig khusus sehingga hanya perlu menggunakan tenaga 1 prosesor dan komponen pendukung lainnya untuk menjalankan 3 (atau lebih) graphics card.
2. Menggunakan power supply (PSU) dengan rating efisiensi yang lebih baik. Yang saya pakai saat ini adalah Cooler Master MWE 450 dengan rating 80+ White atau setara efisiensi 82%-85%. Saya bisa memilih untuk upgrade PSU ke yang rating 80+ Gold untuk mendapatkan efisiensi upto 88%-92%. Dengan peningkatan efisiensi 6-7% pada konsumsi daya 400 watt maka bisa menghemat kira-kira 20an watt (lumayan). Namun harga PSU rating 80+ Gold yang bisa mencapai 2x lipat harga PSU 80+ White/Bronze membuat saya menunda opsi ini.

Hasil Mining (Withdrawal)

Wallet pada Nicehash

Untuk melakukan withdrawal dari wallet Nicehash, kita harus memiliki saldo minimal 0,001 BTC (atau 100.000 Satoshi). Selama 1 bulan ini, saya sudah 2 kali menarik hasil mining. Pertama pada tanggal 3 Februari sebanyak 0.001022 BTC atau pada saat itu setara 528 ribu rupiah dan tanggal 15 Februari sebanyak 0,001276 yang setara 860 ribu rupiah. 


Kecepatan Transfer

Setelah jumlah minimum withdrawal terpenuhi, kita bisa melakukan transfer ke wallet BTC manapun. Namun, metode yang terbaik menurut saya adalah melalui Coinbase. Transfer dari Nicehash ke Coinbase hanya memerlukan waktu 5 menit sementara jika transfer ke wallet selain Coinbase waktunya bisa sampai 24 jam. Kemudian dari Coinbase saya transfer BTC tersebut ke wallet aplikasi Pintu. Kenapa harus ke Pintu? Karena untuk bisa jual BTC dan mengkonversi menjadi mata uang fiat Rupiah hanya bisa dilakukan di Aplikasi Wallet lokal seperti Pintu (bisa juga dari Tokocrypto, Indodax, dkk). Transfer ke Pintu ini juga hanya memakan waktu 20-40 menit. Penarikan mata uang Rupiah yang ada di aplikasi Pintu ke rekening bank lokal juga hanya memakan waktu 15 menit saja. 

History transaksi pada wallet Coinbase.
Wallet Coinbase sebagai perantara withdrawal dari Nicehash menuju Wallet Pintu

History transaksi pada Aplikasi Pintu.

Transfer dari Pintu masuk ke rekening Jenius.

Sebagai referensi, proses withdrawal saya yang kedua (15 Februari 2021) dimulai pada pukul 23:11 WIB (penarikan dari Nicehash ke Coinbase) dan sampai di rekening Jenius saya pukul 00:19 (16 Februari). 


Biaya Transfer/Penarikan

Untuk transfer BTC dari Nicehash ke Coinbase tidak dikenakan fee, tapi dari Coinbase ke Pintu dikenakan network fee yang saya kurang mengerti skemanya berapa persen, tapi pada withdrawal pertama dan kedua masing-masing saya dikenakan fee sebesar 19 ribu dan 25 ribu rupiah. Lalu Pintu mengenakan fee flat rate sebesar 4500 rupiah setiap penarikan ke bank apapun.


Apakah Mining Crypto Menguntungkan?

Jawaban singkat, tergantung! Keuntungan mining crypto bervariasi, tergantung dari faktor hardware dan algoritma yang digunakan. Contohnya pada kasus GPU RX 570 4GB yang dulunya sangat profitable karena mining ETH masih memungkinkan pada GPU dengan VRAM 4GB, namun ketika sistem membutuhkan VRAM yang lebih dari 4GB, GPU tersebut tidak lagi bisa menambang ETH. Alternatifnya GPU tersebut bisa menambang koin lain seperti Ravencoin (RVN). Ternyata saat mining RVN (yang menggunakan algoritma Kawpow) pun bisa berbeda tingkat profitabilitasnya tergantung software miner yang digunakan. Misalkan pada nicehash pada saat saya menggunakan NBminer revenuenya hanya 8-10ribu rupiah (per 24 jam), tapi pada Teamredminer bisa menjadi 10-12ribu rupiah. Ini terjadi karena mining software memiliki tingkat optimalisasi yang berbeda pada tiap algoritma yang dijalankan. Versi yang berbeda dari mining software yang sama pun dapat menghasilkan profitabilitas yang berbeda. Untuk mencari mana yang paling optimal untuk hardware yang kita miliki memang harus melalui riset ke forum-forum atau mencoba trial and error sendiri (eksperimen), karena tiap hardware memiliki tingkat optimalisasi yang berbeda juga. 

Sebagai gambaran, berikut adalah simulasi profitabilitas Mining Rig per tanggal 20 Februari 2021


Sangat menggiurkan bukan? Tapi ingat, banyak faktor asumsi dalam perhitungan tersebut yang sangat fluktuatif. Selain harga cryptocurrencynya, yang paling berpengaruh adalah harga GPU. Harga GPU yang saya peroleh dapat berbeda dengan orang lain. Bisa jadi karena stok yang tetap langka, harga GPU yang harus anda bayarkan lebih tinggi sehingga membuat durasi break even point (BEP) anda semakin lama. Risiko terpapar ketidakpastian karena sejarah harga cryptocurrency yang volatil pun semakin besar. Juga jangan lupakan biaya membangun sistem (PC) anda. Pertimbangkan juga downtime untuk perawatan rutin PC atau kejadian yang tak terduga.

Hasil mining pada bulan Februari ini memang semakin hari semakin menguntungkan. Ini faktor dari kenaikan harga cryptocurrency itu sendiri. Silakan anda cek kenaikan BTC dan ETH (dan RVN) dalam sebulan terakhir, cukup gila kenaikannya menrut saya. Pertanyaan terbesarnya, apakah profitabilitas ini bisa bertahan? Berapa lama akan semenguntungkan ini? Apakah harga BTC dkk akan jatuh lagi seperti 3 tahun lalu? Saya juga tidak tahu, tapi yang pasti saya sudah meminimalisisr risiko kerugian modal karena saya membeli Graphic Card yang penurunan nilainya jauh lebih terbatas daripada potensi anjloknya harga Cryptocurrency.

Dari pengalaman mining selama 1 bulan ini, saya menyadari betapa menguntungkannya crypto mining terutama pada saat pasar crypto bullish seperti saat ini (awal 2021). Tidak heran harga Graphic Card dimana-mana harganya melambung dari harga seharusnya (MSRP). Terutama di era pandemi ini selain meningkatnya demand Graphic Card dari kalangan gamer, crypto miner juga tak kalah 'rakus' menyerap stok yang ada dipasaran. Sekali beli seorang miner bisa memborong belasan Graphic Card sekaligus. 

Dunia crypto mining menurut saya pribadi sangat menarik. Selain bisa berkontribusi terhadap teknologi baru yang keren ini, kita juga berpotensi mendapatkan 'reward' yang terasa seperti Passive Income. Namun crypto mining mungkin tidak cocok untuk semua orang karena banyak hal yang harus dipahami. Bahkan untuk seorang geek seperti saya pada awalnya bingung bagaimana sebenarnya konsep mining pada cryptocurrency. Reward yang didapatkan juga bisa sangat fluktuatif, tidak ada yang dapat menjamin penghasilan satu mining rig dapat sama dalam 1 tahun kedepan. 


Demikian pengalaman yang bisa saya bagikan tentang mining cryptocurrency selama sebulan. Mohon dikoreksi jika terdapat kesalahan dalam tulisan ini. Jika ada pendapat atau pertanyaan silakan melalui kolom komentar. Semoga tulisan ini bermanfaat!

Disclaimer! Saya bukan pakar finansial. Segala yang saya tuliskan pada artikel ini hanyalah murni pengalaman pribadi. Segala keputusan menjadi tanggung jawab masing-masing pribadi. Do with Your Own Risk.

Bagi anda yang ingin coba-coba mining, anda bisa menggunakan referal saya pada beberapa aplikasi diatas. Anda bisa mendapatkan sampai dengan 1 juta rupiah dari Pintu dan USD 10 dari Coinbase setelah memenuhi syarat.
Coinbase : http://coinbase.com/join/padang_p?src=android-link
Pintu : TIMOT991

Jika anda merasa tulisan ini bermanfaat, anda dapat mendukung saya untuk lebih semangat lagi menulis dengan memberi tips berupa secercah Bitcoin atau Ethereum.
BTC : 1JoFieD58VK8EokrSmqvxXNNPABLmP1Zi9
ETH : 0x75953374d2A7Bc5D8EE032A4a2E8921720a1922f





1 komentar:

  1. Salam kenal gan, semogan agan sehat selalu saya minta izin bolehkah saya berbagi tutorial Cara Daftar dan Verifikasi KYC Tokocrypto disini gan?

    BalasHapus