My Potofolio Journal 2021 : 5 Tahun Investasi Cuma Bisa Segini!
Di tahun 2021 ini, pandemi sudah hampir berlangsung selama 2 tahun. Kehidupan masyarakat sudah bergerak ke masa new normal. Kegiatan perekonomian hampir pulih walau memang masih ada sektor yang masih tertinggal (Lagging). Lalu apa kabar portofolio saya? Tak terasa sudah genap 5 tahun saya berinvestasi di pasar saham. Bagaimana kinerjanya selama 2021 lalu dan dalam 5 tahun ini?
Secara NAB, kinerja portofolio saham saya
dibanding IHSG tahun ini kurang baik. Disaat IHSG menutup buku dengan
+10,1%, portofolio saya hanya +7,8%. Kinerja yang kurang memuaskan ini disebabkan beberapa saham saya yang posisinya cukup besar tidak mengalami pergerakan yang positif dibandingkan tahun lalu, atau bahkan menurun.
Portofolio saya sejak 2017 menghasilkan return 13,9% p.a sementara IHSG secara CAGR hanya menghasilkan return 4,45%. Memang sedikit menurun dibandingkan 'rapor' tahun lalu yang mencetak XIRR 17,44%.
Sementara itu secara NAB menghasilkan return sebesar 45,1% (NAV : 1450) dibandingkan IHSG yang hanya 24,4% selama 5 tahun terakhir.
Portofolio Timothy Asset Management (TAM)
Mulai tahun 2020, saya menambahkan review portofolio Timothy Asset Management (TAM) yang merupakan dana investasi pribadi yang saya kelola sendiri. Portofolio investasi ini terdiri atas beberapa jenis kelas aset mulai dari saham, reksadana, obligasi, deposito, P2P Lending, ataupun bentuk aset lain yang bersifat menjanjikan imbal hasil. Sumber dana portofolio ini murni dari penghasilan gaji bulanan. Oleh karena itu, saya mengelola dana ini dengan sangat hati-hati. Tiap keputusan saya telah melalui proses analisis yang matang. Risiko yang saya ambil juga hanyalah yang bisa saya tanggung, saya tidak akan berani menaruh modal pada hal-hal yang belum saya mengerti. Keterbukaan saya tentang potofolio aset investasi ini juga dimaksudkan untuk menjadi inspirasi serta mengedukasi pembaca bahwa siapapun bisa mengelola portofolio investasi sendiri apapun latar belakang pekerjaan dan pendidikannya.
Per awal tahun 2021, komposisi portofolio
TAM terdiri dari saham(65,5%), Reksadana(19%), Surat Utang(0%), P2P
Lending(15,5%) dan Lain-lain (0%). Hingga pada akhir tahun 2021, porsi aset dari
Surat Utang dan Lain-lain kembali ada sehingga
grafiknya bisa dilihat pada gambar diatas.
Saham
Untuk portofolio saham tidak ada berubah banyak, sebagaimana telah dibahas diatas, tahun 2021 saya tidak menambah posisi karena belum ada saham bargain yang menarik sehingga pertumbuhan portofolio hanya berasal dari kenaikan nilai aset dan dividen.
Reksadana
Portofolio Reksadana, terdiri atas 40% reksadana pasar uang, 50% reksadana pendapatan tetap, dan 10% reksadana indeks saham Sri Kehati. Fungsi utama portofolio reksadana adalah sebagai penyeimbang risiko dari portofolio saham sekaligus tempat 'penampungan' dana idle investasi yang masih tergolong likuid. Imbal hasil dari reksadana juga cukup menarik dikisaran 4-6% sehingga hemat saya lebih optimal jika dana idle ditempatkan di reksadana dibandingkan dibiarkan dalam bentuk cash.
Surat Utang/Obligasi
Pada Portofolio Surat Utang/Obligasi, saya
hanya memiliki ORI017 yang sebenarnya sudah saya miliki dari bulan Agustus tahun 2020 namun waktu itu peruntukannya hanya sebagai dana tabungan saja yang sudah saya rencanakan peruntukannya untuk apa dan bukan untuk investasi jangka panjang. Namun pada bulan Mei 2021 saya memindahkan ORI017 tersebut ke portofolio investasi lalu menukarkan sebagian reksadana sebagai ganti ORI017 pada tabungan saya.
P2P Lending
Pada Portofolio P2P Lending, di awal tahun
saya memiliki pendanaan di 4 platform yaitu Investree, Koinworks, Komunal dan Akseleran. Hingga
diakhir tahun 2021 saya menambah 1 platform lagi yaitu Modal Rakyat atau Mora sehingga total saya memiliki pendanaan di 5 platform. Porsi portofolio
P2P Lending saya per akhir 2021 terdiri dari Akseleran (52%), Investree (23%),
Koinworks (1%), Komunal (22%) dan Mora (2%). Alasan saya menempatkan dana pada portofolio P2P
Lending sudah dibahas pada jurnal portofolio tahun lalu. Alasan tersebut masih belum berubah tapi ada perubahan strategi kedepannya terhadap portofolio P2P Lending ini :
1. Kedepan saya hanya akan memilih 2 platform terbaik. Terlalu banyak platform juga agak membingungkan saya dalam mengelolanya. Langkah ini dimulai dari meninggalkan Koinworks, kemudian saya juga sudah mulai mempersiapkan hengkang dari Investree.
2. Saya mulai membatasi alokasi untuk P2P karena alasan likuiditas. Saat ini saya merasa cukup sulit memindahkan alokasi P2P ini ke jenis aset lain karena sangat tidak likuid.
(Untuk yang mau mempelajari tentang P2P
Lending lebih lanjut silakan membaca artikel saya sebelumnya yang membahas
tentang Investree dan Akseleran)
Lain-lain
Pada portofolio lain-lain terdiri dari portofolio saya dijenis aset lainnya. Jenis aset ini awalnya hanya Cryptocurrency. Cerita tentang mengapa saya ikut mencicipi jenis 'aset' ini sudah pernah dibahas di artikel ini. Disana juga dijelaskan bagaimana cara saya masuk ke cryptocurrency dengan risiko yang lebih terbatas.
Dibulan Juni saya sudah menjual hampir seluruh aset crypto mining dan cryptocurrencynya karena satu hal yang personal. Tetapi sebagian hasil penjualan tersebut saya investasikan lagi ke instrumen yang hampir sama berisikonya yaitu Robot Trading. Saya berani masuk sistem yang berisiko ini dengan alasan yang sangat personal dan secara sadar agak melawan rasionalitas dan prinsip investasi saya. Namun menurut saya, nilai yang masuk ke aset ini masih dalam batas toleransi, sehingga jika tidak sesuai harapan maka saya dapat menanggung risikonya.
Sampai dengan akhir tahun 2021, kontribusi pertumbuhan dari portofolio ini paling signifikan dibanding aset lain. Dari awal tahun tidak ada alokasi menjadi hampir 15% dari total semua aset.
Post a Comment