Belajar Analisa Fundamental Saham untuk Pemula : Valuasi Dasar
Banyak orang yang baru
pertama kali terjun ke bursa(termasuk saya dulu) kebingungan dengan apa yang
harus mereka lakukan supaya mendapat gain/profit. Mereka pun mencari-cari
kesana-kemari informasi bagaimana caranya. Ada yang meng-add OA atau bergabung
dengan grup chat seperti Line, whatsapp ataupun telegram yang mendiskusikan
tentang saham dan perkembangannya, atau ada yang ‘googling’ tentang cara
memilih saham yang bagus.
Kedua hal tersebut tidak salah, maklum saya pun ketika baru membuka rekening saham masih benar-benar buta. Saya pun dulu gencar gabung grup-grup chat untuk mendapatkan info dan rekomendasi saham. Namun menurut saya, untuk jangka panjang hal tersebut SALAH. Memang saya sempat cuan 20%+ dari rekomendasi-rekomendasi itu(sewaktu itu modal saya sangat kecil sehingga sering one day trading disaham gorengan :D), tapi lama kelamaan saya sadar. Hal tersebut sama saja mempercayakan uang saya ke orang lain yang orang itu saja belum menjaminnya. Saya pun mencoba mempelajari dunia persahaman sendiri.
Ketika saya berselancar di internet, saya menemui cara menganalisis saham yaitu Fundamental dan Teknikal. Saya pernah mencoba belajar keduanya. Singkat cerita, akhirnya sampai saat ini saya menjadi penggemar dan pecandu Analisa Fundamental. Analisa Fundamental menjadi bahan pertimbangan dan penentu bagi saya apakah saya akan beli suatu saham emiten, masukkan ke watchlist, atau mencoret dan tidak akan pernah membelinya(selama fundamentalnya tidak berubah).
Oke, cukup intro dan
sharing pengalamannya. Sekarang saya ingin menjelaskan apa itu Analisa fundamental
dan bagaimana dasar-dasar cara menganalisisnya.
Analisa fundamental
adalah teknik analisa berdasarkan kinerja suatu perusahaan terhadap persaingan
usaha di industrinya dan pasar secara makro atau mikro yang bertujuan agar kita
yakin perusahaan tersebut mampu laba, keuangan dan permodalan yang sehat, dan
memiliki keunggulan kompetitif untuk menjalankan bisnisnya dalam jangka panjang
dan memberi pemegang sahamnya keuntungan. Simplenya, Analisa fundamental
membuat kita tau ‘dalaman’ suatu perusahaan sehingga kita tidak seperti membeli
kucing dalam karung.
Apa saja yang
dianalisis? FA menganalisis suatu perusahan secara menyeluruh, seperti :
- Valuasi perusahaan
- Pertumbuhan perusahaan
- Manajemen perusahan
- Kesehatan permodalan perusahaan
Jika kita membeli sebuah barang, maka kita sebaiknya tau harga seharusnya barang itu berapa, agar kita tidak tertipu oleh penjual yang me-mark up harganya, atau malah kita bisa mencari penjual yang mau jual dengan harga diskon. Begitu juga dengan saham, sebaiknya kita tau valuasi suatu perusahaan melalui nilai bukunya agar kita terhindar dari membeli suatu saham diharga yang premium, melainkan berusaha mencari saham-saham yang berada di harga diskon.
Valuasi perusahaan bertujuan untuk menganalisa tingkat kewajaran harga saham suatu perusahaan. Rasio yang paling sering digunakan adalah Price to Book Value(PBV) dan Price Earning Ratio(PER atau sering juga disebut PE). Berikut adalah penjelasannya :
Valuasi perusahaan bertujuan untuk menganalisa tingkat kewajaran harga saham suatu perusahaan. Rasio yang paling sering digunakan adalah Price to Book Value(PBV) dan Price Earning Ratio(PER atau sering juga disebut PE). Berikut adalah penjelasannya :
a. Price to
Book Value
PBV mengukur perbandingan harga
saham yang dibayarkan terhadap nilai buku(book value) yang kita dapatkan. Pertama
kita harus menghitung nilai bukunya terlebih dahulu.
BV = Total ekuitas
perusahaan/jumlah lembar saham beredar
Contoh : perusahaan ABCD mempunyai
total asset 100 Milyar dengan total liabilitas 40 milyar dan jumlah saham
beredar adalah 100 juta lembah. Maka nilai buku perusahaan ABCD tersebut adalah
100M-40M/100juta= Rp 600.
Jika kita ingin membeli saham ABCD
dengan harga impas dengan modal bersih(ekuitas) perusahaan tersebut maka kita
harus membeli sahamnya diharga Rp 600. Namun dalam bursa saham hal tersebut
tidak selalu terjadi. Harga saham bisa naik dan turun. Maka untuk mengetahui
harga saham tersebut mahal atau murah maka bisa kita ukur dengan menggunakan
Price to Book Value(PBV).
PBV = harga saham/nilai buku(BV)
Contoh : harga saham ABCD saat ini
Rp500, maka PBVnya adalah 500/600 = 0,83. Artinya setiap 500 rupiah yang kita
bayar, kita mendapatkan 600 rupiah ekuitas perusahaan tersebut(untung
100rupiah). Contoh lain jika ABCD berada di harga 1200, maka PBVnya adalah 2, maka artinya setiap Rp 1200 perlembar saham yang anda bayarkan, anda mendapatkan setara Rp 600 ekuitas.
Secara umum PBV <1 bisa
dikatakan murah, namun hal tersebut juga harus mempertimbangkan faktor-faktor
lain. PBV juga relative karena juga bisa mencerminkan ekspektasi terhadap
kinerja perusahaan tersebut.
b. Price to
Earning Ratio(PE)
Rasio ini menghitung perbandingan
harga saham terhadap laba bersih yang diperoleh tiap lembar saham(Earning Per Share
= EPS). Terlebih dahulu kita harus menghitung EPS.
EPS = Laba bersih/jumllah saham
beredar
PE = harga saham/EPS
Contoh : Perusahaan ABCD pada tahun
2016 membukukan laba bersih 10Milyar dengan jumlah saham beredar 100jt lembar
dan harga perlembarnya sekarang Rp 900. Maka EPS = 10 Milyar/100juta = 100.
Setelah mendapatkan EPS maka kita dapat menghitung rasio PEnya. PE = 900/100 =
9.
Konsep berpikir PE adalah ketika
kita membeli suatu perusahaan, maka nilai PE adalah jumlah tahun yang kita
butuhkan jika kita ingin impas dengan modal ketika kita membeli perusahaan itu
dengan catatan laba bersih tiap tahunnya sama. Pada kasus emiten ABCD, jika
kita membeli perusahaan itu seharga 900Milyar dengan laba 100M maka membutuhkan
9 tahun untuk impas dengan modal kita membeli ABCD.
Jika sudah mendapatkan angka PBV dan PE lantas ada baiknya membandingkan dengan perusahaan sejenis, jadi kita mendapat gambaran terhadap pesaing-pesaingnya dalam satu bisnis sejenis. Contohnya jika sebuah perusahaan perbankan dengan PBV 1,8 dan PE 14, maka kita juga membandingkan dengan sesama perusahaan perbankan. Ternyata perusahaan yang kita incar sudah cukup murah karena para kompetitornya memiliki rata-rata PBV dan PE yang lebih tinggi. Namun kita juga harus mempertimbangkan faktor lain selain nilai buku suatu perusahaan, karena satu perusahaan biasa di hargai lebih tinggi dari kompetitornya karena memiliki brand image yang kuat atau optimisme masyarkat yang tinggi.(contohnya valuasi Bank BCA biasanya lebih mahal dibandingkan Bank Permata)
Demikianlah cara atau
rumus dasar menghitung valuasi suatu saham apakah sudah mahal atau masih murah.
Sebelum mengakhiri artikel ini, pasti anda bertanya-tanya, dari mana kita bisa
tau jumlah asset, liabilitas, dan ekuitas mereka? Kita bisa tau dari Laporan
Keuangan perusahaan yang bisa di download di website Indonesia Stock Exchange.
Nah setelah anda download laporan keuangannya bagaimana cara membacanya? Silahkan membaca artikel saya tentang Panduan Dasar Sekali Membaca Laporan Keuangan untuk Analisa Fundamental Investor.
Terima kasih atas artikel yang sangat bagus. Cukup mudah dicerna untuk pemula seperti saya.
BalasHapusfundamental tentang pasar saham memang perlu sebelum main saham, thanks gan :)
BalasHapusPenjelasan yang menarik...investasi saham wajib menggunakan fundamental di awal
BalasHapus