Review Investree : P2P Lending Pertamaku
Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, industri keuangan pun tak luput dari disrupsi. Start-up atau perusahaan rintisan berbasis teknologi mulai bermunculan disektor finansial (Tekfin atau fintech dalam bahasa Inggrisnya) dengan inovasinya. Salah satunya adalah Peer to Peer Lending atau biasa disingkat P2P Lending.
Apa itu P2P Lending?
Sesuai dengan namanya, Peer to Peer lending merupakan platform yang memungkinkan pemilik modal/Lender memberikan uang berupa pinjaman kepada peminjam/Borrower. Pada dasarnya, P2P Lending memungkinkan siapapun untuk memberikan pinjaman atau meminjam untuk berbagai kepentingan tanpa melalui lembaga keuangan tradisional seperti Bank sebagai perantara. Praktik pinjam meminjam tersebut bentuknya seperti marketplace dimana pemilik modal dapat memilih langsung siapa yang ingin ia pinjamkan uangnya. Dana yang dibutuhkan oleh peminjam dapat digunakan untuk keperluan usaha/bisnis perusahaan (produktif) ataupun konsumsi individu (konsumtif), namun pada artikel kali ini saya hanya bahas P2P Lending Produktif saja ya.
Mengapa P2P Lending?
Dari perspektif borrower, P2P lending merupakan alternatif dari Bank karena proses mendapatkan pinjaman relatif lebih cepat dan mudah jika dibandingkan Bank konvensional. Hal ini penting demi keberlangsungan usaha mereka karena dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan bisnis lebih cepat. Sementara dari perspektif lender, P2P Lending dapat menjadi instrumen investasi yang menarik karena menjanjikan return yang cukup menggiurkan, bisa sampai 20% p.a! Tentu saja ada risiko yang ditanggung oleh investor yaitu ketika pinjaman yang ia berikan mengalami keterlambatan bayar atau bahkan gagal bayar.
Sebagai investor muda dan pemula, saya memiliki profil risiko yang tinggi. Untuk memenuhi risk appetite saya yang tinggi, P2P lending menjadi instrumen investasi yang menarik dimana saya berpotensi mendapatkan return diatas rata-rata obligasi pemerintah atau bahkan korporasi! Namun jika ingin berinvestasi di instrumen yang memiliki risiko yang tinggi, sebaiknya saya mempelajari terlebih dahulu konsep bisnisnya apakah feasible dan sustainable. Menurut saya, P2P Lending Produktiflah yang cocok dengan selera saya karena memberikan pinjaman untuk usaha selain mendapatkan keuntungan juga memberikan dampak positif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Mengapa memilih Investree?
Pada awalnya memang saya belum meriset secara mendalam, namun pada saat itu tahun 2018 ketika saya mengetikkan P2P lending pada mesin pencarian Google nama Investree yang muncul teratas. Karena pada saat itu belum ada review pengalaman orang mengenai P2P lending di Indonesia dan kemudian mengetahui bahwa Investree telah terdaftar dan diawasi OJK singkat cerita saya mencoba mendaftar. Proses pendaftarannya pun cukup mudah dan straightforward, anda hanya membutuhkan KTP dan NPWP untuk mendaftar. Proses verifikasinya pun hanya memakan beberapa hari kerja.
Kemudian saya melakukan pendanaan awal dengan menyetor 5 juta rupiah karena sebesar itulah minimal pendanaan pada investree saat itu. Minimal pendanaan pada saat itu terbilang besar karena saat ini sudah turun jadi 1 juta dan platform lain justru ada yang mulai dari 100 ribu. Namun proses penambahan pendanaan / top-up masih hanya mengandalkan 2 jenis bank yaitu Bank CIMB Niaga dan Bank Danamon sehingga kita akan terkena fee transfer jika menggunakan bank selain 2 bank tersebut.
Bagaimana pengalaman berinvestasi di Investree selama ini?
Pendanaan pertama saya lakukan ke PT ETT, saya sempat khawatir karena pinjaman dari PT ETT ini sempat terlambat namun karena saya cek kembali histori peminjam ini memang sering suka terlambat. Untungnya keterlambatannya tidak lama dan setelah pinjaman pertama saya sudah dilunasi jumlah minimum pendaanaan investree sudah turun sehingga saya menyebarkan (diversifikasi) pendanaan saya ke 5 perusahaan berbeda. Hal ini penting untuk meminimalisir risiko.
Sebelum lanjut, siapakah PT ETT ini? Untuk diketahui, dalam dunia P2P Lending saat ini kebanyakan platform masih dengan sengaja tidak mencantumkan nama asli perusahaan yang meminjam, hal ini untuk melindungi identitas peminjam karena sejatinya tugas menganalisis pinjaman itu sudah dilakukan oleh pihak P2P Lending dan kita sebagai investor tinggal menginvestasikan dana kita ke peminjam sesuai kriteria yang kita inginkan. Dengan kata lain kita hanya bisa dan harus percaya dengan analisis pinjaman yang telah dilakukan platform. Disinilah pentingnya kita memilih platform P2P Lending yang memiliki reputasi baik.
Dalam melakukan pendanaan, pada awalnya saya masih belum terlalu paham dengan macam-macam skema pendanaan yang ditawarkan. Saya hanya memperhatikan histori peminjam apakah ia selalu tepat waktu melunasi atau sering terlambat. Namun seiring berjalannya waktu saya mulai mempelajari adanya perbedaan dari beberapa jenis pendanaan yang ada pada Investree. Ada yang berupa Invoice Financing, Pre-Invoice Financing, Account Payable Financing dan fast track loan. Masing-masing mempunyai skenario berbeda dalam prakteknya (kapan-kapan saya akan mencoba menjelaskan hal ini) namun setelah mempelajari lebih jauh saya memutuskan akan lebih fokus ke invoice financing.
Total pendanaan yang telah saya salurkan hingga pada saat saya menulis artikel ini sebanyak 34 kali pendanaan dengan hanya mengandalkan Top-up pertama saya yang sebesar 5 juta rupiah. Dan hingga saat ini pendanaan saya belum pernah mengalami gagal bayar, hanya saja memang seringkali borrower terlambat membayar. Namun jangan khawatir karena keterlambatan pembayaran juga dikenakan denda berupa bunga yang tetap berjalan hingga pinjaman dilunasi.
Return rata-rata yang saya dapatkan selama 2 tahun berinvestasi di Investree adalah sekitar 13,4% per tahun (metode CAGR). Dengan terus melakukan pendanaan tanpa penarikan dana sama sekali, modal 5 juta rupiah saya telah bertumbuh menjadi 6,43 jutaan selama 2 tahun atau total return sekitar 29%. Return ini terbilang sangat baik jika dibandingkan dengan Reksadana Pendapatan Tetap (yang underlying aset investasinya mirip yaitu obligasi/surat utang). Namun pencapaian ini sedikit dibawah target saya yaitu antara 14-15% per tahun. Saya menetapkan target tersebut dikarenakan tingkat risiko P2P lending berada pada level yang mirip dengan Saham.
Pencapaian tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Nilai minimum pendanaan di Investree yang sebesar 1 juta rupiah atau kelipatannya (angka jutaan bulat, tidak boleh 1,2 juta misalnya) membuat efek compounding kurang terasa terutama jika melakukan pendanaan dengan modal kecil (dibawah 100jt). Bunga yang diperoleh biasanya tidak sampai 1 juta rupiah membuat dana tersebut idle sampai jumlahnya mencapai 1 juta untuk dapat disalurkan kembali. Pun OJK mengeluarkan peraturan bahwa dana cash-in-hand dapat dikembalikan secara otomatis ke rekening bank yang terdaftar di akun Investree kita jika dana tersebut melewati batas 2x24 jam menganggur pada cash-in-hand. Namun Investree menyediakan Reksadana Pasar uang yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat sementara dana idle tersebut agar tidak otomatis dikembalikan ke rekening pribadi sekaligus mendapatkan return yang lumayan sekitar 5% p.a..
2. Jarak waktu antara suatu pendanaan dilunasi hinga dana tersebut kembali dipinjamkan bisa sampai dengan 1 minggu atau lebih. Hal tersebut dikarenakan pengumpulan dana pada Investree terkadang membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan dan setelah dana terkumpul pun masih butuh waktu 1-2 hari untuk dicairkan ke peminjam dimana bunga atas pinjaman tersebut mulai terhitung. Memang 1 minggu bukan waktu yang panjang, namun jika siklus tersebut terjadi 4 sampai 5 kali dalam setahun, maka waktu efektif modal kita 'bekerja' dalam setahun berkurang jadi hanya 10-11 bulan atau 300-330 hari dalam setahun penuh.
Tips untuk memaksimalkan return pada P2P Lending terkhususnya Investree:
1. Seperti ungkapan "Dont put all your eggs in one basket", diversifikasi itu sangat diperlukan. Dalam P2P Lending, pinjaman anda wajib anda sebarkan ke beberapa peminjam atau proyek agar jika ada satu pendanaan yang mandek, dana anda tidak semuanya mandek atau bahkan gagal bayar.
2. Tingkatkan return dengan menghindari pinjaman yang berisiko tinggi. Ya kalimat itu terdengar bertolak belakang dengan "High Risk, High Return!". Namun, setelah saya belajar dari seorang Howard Marks, salah satu fund manager dengan return jangka panjang terbaik, return sebenarnya bisa ditingkatkan dengan meminimalisir risiko. Risiko yang dalam konteks ini adalah potensi gagal bayar dan terlambatnya pembayaran. Artinya pelajarilah pinjaman-pinjaman yang ada dan hindarilah peminjam yang; 1. kurang konsisten membayar tepat waktu, 2. mengerjakan proyek yang payornya kurang bagus reputasinya, 3. industrinya pada saat dilakukan peminjaman sedang kurang baik, dan berbagai kriteria lain. Cara simpelnya, anda dapat memilih pendanan yang gradenya B keatas saja.
"If we avoid losers, the winners will take care themselves" - Howard Marks
3. Sebisa mungkin pilihlah pendanaan dengan tujuan produktif/bisnis dan bertipe produk Invoice Financing. Menurut saya produk Invoice Financing lebih aman karena pekerjaan telah diselesaikan oleh peminjam dan sudah ada invoicenya yang ditagihkan kepada payor, dan tinggal menunggu payor membayar saja sehingga risikonya lebih kecil.
4. Jangan biarkan dana menganggur, sebisa mungkin langsung pakai untuk mendanai kembali atau jika belum cukup Investree menyediakan reksadana pasar uang sebagai tempat sementara dana idle tersebut. Lumayanlah daripada dananya mengangur mending dimasukkan ke RDPU walau returnnya sedikit namun lebih baik daripada tidak sama sekali.
Perkembangan Investree Hingga Saat Ini
Berikut saya akan menceritakan perkembangan, perbaikan, dan kemajuan yang yang dilakukan Investree (juga P2P Lending tanah air secara umum) selama 2 tahun ini.
1. TKB90
Pada saat saya mulai investasi di Investree belum ada indikator Tingkat Keberhasilan 90 atau TKB 90 seperti saat ini. Barulah sekitar April 2019, OJK mewajibkan P2P Lending yang terdaftar dan diawasi untuk menampilkan indikator TKB90 dihalaman depan website sebagai bentuk transparansi. Indikator tersebut mengukur tingkat keberhasilan penyelenggaraan P2P Lending dalam menfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai dengan 90 hari terhitung sejak jatuh tempo. Intinya, semakin tinggi TKB90 suatu Platform P2P lending, maka semakin baguslah pengelolaan pinjaman oleh platform tersebut, sebaliknya jika TKB90 semakin rendah artinya banyak pinjaman yang terlambat lebih dari 90 hari dan kemampuan seleksi pinjaman oleh platform perlu dipertanyakan/kurang prudent. Indikator ini mirip dengan NPL (Non-Performing Loan) diperbankan, hanya perhitungannya terbalik, jika NPL semakin besar artinya kredit yang diberikan perbankan kualitasnya buruk. Pada saat saya menulis artikel ini, TKB90 Investree berada pada 98,81% namun angka tersebut tiap harinya berubah dan sepanjang saya memperhatikan indikator ini tidak pernah kurang dari 97% yang mengindikasikan kualitas pinjaman Investree secara keseluruhan cukup bagus.
2. AFPI dan FDC
Pada awal tahun 2019, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) didirikan dan ditunjuk oleh OJK sebagai asosiasi resmi penyelenggara layanan pinjaman berbasis teknologi informasi di Indonesia. Investree merupakan 1 diantara 158 anggota AFPI yang telah bergabung. Dengan bergabungnya Investree di AFPI maka mereka dapat memanfaatkan Fintech Data Center (FDC) untuk meminimalisir risiko pinjaman bermasalah. FDC merupakan kumpulan data dari anggota-anggota AFPI yang dapat digunakan oleh anggotanya untuk mengetahui sejarah perkreditan calon peminjam dimasa lalu dan data-data lainnya yang diperlukan agar Fintech P2P Lending dapat menekan kredit macet atau gagal bayar sehingga menjaga kualitas potofolio pinjaman. Tentunya hal ini dapat membuat investor P2P Lending semakin yakin dengan akan kualitas credit scoring fintech P2P Lending yang bisa dinilai mendekati kualitas analisis kredit perbankan dan industri keuangan konvensional yang sudah mapan.
3. Mitra Distribusi Surat Berharga Negara
Investree telah menjadi mitra distribusi dari surat berharga pemerintah sejak SBR003 Tahun 2018, hal ini mengindikasikan bahwa PT Investree Radhika Jaya merupakan lembaga yang telah dipercaya dan diakui institusi pemerintahan, tidak sekedar platform P2P Lending biasa.
4. Ada Aplikasi Android dan iOS
tampilan aplikasi Investree |
Untuk memudahkan penggunanya dalam berinvestasi, Investree juga membuat aplikasi pada Android dan iOS agar dapat diakses secara mudah dimana saja dan kapan saja melalui smartphone tanpa harus masuk ke browser. Walaupun sebenarnya saya lebih suka membuka Investree melalui websitenya pada browser di PC/Laptop saya karena lebih gesit dan terbiasa, namun aplikasi androidnya juga cukup bermanfaat.
Hal yang saya harapkan diimprove oleh Investree
1. Data peminjam yang diinformasikan perlu lebih banyak dan informatif. Misal informasi mengenai laporan laba rugi secara sederhana atau neraca dan rasio hutang perusahaan tersebut. Beberapa P2P Lending lain informasi yang diberikan jauh lebih detil dan informatif daripada Investree.
2. Minimal pendanaan mungkin bisa lebih kecil lagi, minimal 500 ribu agar lebih mudah hasil investasi ter-compound.
3. Asuransi atau proteksi tambahan. Platform P2P Lending saat ini rata-rata memiliki program asuransi perlindungan untuk meminimalisir risiko kerugian gagal bayar. Tiap-tiap platform memiliki kebijakan asuransi yang berbeda namun setidaknya ada. Sayangnya fitur asuransi atau proteksi belum ada pada Investree. (atau tidak dipublikasikan secara resmi jika memang sebanarnya ada)
4. Fitur autolending. Seperti asuransi, Autolending juga sudah merupakan fitur lumrah pada platform P2P Lending saat ini. Fitur ini sangat memudahkan lender dalam mengelola dana dengan menentukan kriteria pinjaman yang akan didanai secara otomatis jika terdapat dana kas (idle cash/cash in hand). Namun, fitur ini pun juga sampai saat tulisan ini dipublikasikan belum ada pada Investree.
Demikian ulasan saya tentang Investree, jika ada kesalahan informasi mohon dengan senang hati mengkoreksi melalui kolom komentar. Semoga bermanfaat untuk pembaca semua dan semoga Investree berkembang menjadi lebih baik lagi.
Apabila anda tertarik berinvestasi P2P Lending di Investree, silakan daftar menggunakan kode referal saya WYKS1 atau silahkan klik link ini https://investree.id/referral/WYKS1
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus