Dividen Hunter : BJTM
Logo Bank Jatim |
Dividen hunter adalah 'serial' analisa saham yang dikhususkan untuk mengetahui apakah saham tersebut layak dikoleksi untuk memperoleh dividen yang tinggi dimasa depan terhadap harga yang harus ditebus sekarang. Tentu dalam mencari saham dividen yang bagus, kita harus bisa memproyeksi labanya dimasa depan. Oleh karena itu saham dividen sebaiknya yang memiliki pertumbuhan atau laba bersih yang stabil, sehingga lebih mudah untuk diprediksi. Saham dividen bisa saja sekaligus value stocks maupun growth stocks, hal itu tentu sangat baik karena selain memperoleh return dari dividen, kita dapat memperoleh gain dari kenaikan harga saham.
Kali ini kita akan membedah saham Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk(BJTM) yang bergerak dibidang perbankan. Perusahaan ini IPO pada tahun 2012.
1. Balance Sheet
Walaupun baru IPO pada tahun 2012, namun kami mendapatkan data dari tahun 2009 dari Annual Report mereka yang cukup lengkap. Dari tahun 2009 ekuitas BJTM naik dari Rp 2.078 milyar menjadi Rp 7.209 milyar. Sementara jika dihitung dari tahun ia IPO maka ekuitas tahun 2012 adalah 5.487 milyar. Liabilitas tinggi wajar untuk perusahaan perbankan karena sebagian besar aset adalah kerdit yang diberikan dan liabilitas adalah dana pihak ketiga.
2. Earning dan Profit Margin
Dari tahun 2009 sampai 2016 laba bersih meningkat dari Rp 34,58 per saham ke Rp 68,79 per saham(adjusted), sementara EPS adjusted pada tahun mereka IPO adalah Rp48,48. ROE dan ROA rata-rata dalam 5 tahun terakhir(sejak IPO) adalah 14,3% dan 2.38%. Untuk saham perbankan ROA 2,38% itu sangat baik, artinya kemampuan bank dalam mengelola aset yang kebanyakan dari Dana Pihak Ketiga juga baik dan efisien. Pertumbuhan labanya semenjak IPO juga baik walaupun tidak linear, karena selalu mengalami pertumbuhan karena pernah turun satu kali pada tahun 2015, namun sudah cukup stabil dan tidak terlalu fluktuatif. Proyeksi EPS 2017(berdasarkan LK Q2) melonjak karena manajemen menerapkan efisiensi.
3. Growth Rate
Dengan growth ekuitas sebesar 7% dan laba bersih hanya 9% sejak IPO, bisa dikatakan BJTM perusahaan yang pertumbuhannya biasa saja. Pertumbuhan yang cukup lambat tersebut membuat investor agak enggan menginvestasikan uangnya disaham yang memiliki capital gain tidak sepesat pesaing-pesaingnya.
4. Rasio Valuasi
5. History dan Proyeksi Dividen
Tiap tahun perusahaan ini selalu membagikan dividen dan jumlahnya semakin tinggi. Rata-rata 3 tahun terakhir, Dividen Payout Ratio adalah 67%. Dengan EPS yang cukup stabil. Berdasarkan laba bersih dari Q2 yang disetahunkan memperoleh EPS Rp 98,78 dan bisa diproyeksikan dividen untuk tahun buku 2017 kurang lebih Rp 68,60. Proyeksi jumlah dividennya melompat cukup jauh dari tahun sebelumnya dikarenakan asumsi EPS yang juga melompat. Menurut saya EPS ini dapat dipertahankan hingga akhir tahun, atau setidaknya masih lebih tinggi dari tahun 2016 yang membuat seharusnya dividen yang dibagikan juga bertambah. Jumlah yang realistis menurut saya adalah berada pada kisaran 46-55 rupiah per lembar. Namun bisa saja lebih dari itu atau malah lebih dari proyeksi karena pembagian dividen tergantung dari RUPS. Sebagai tambahan info, dalam prospektus juga disebutkan kebijakan pembagian dividen minimum adalah sebesar 40% dari laba bersih tiap tahunnya.
Dengan asumsi harga yang akan ditebus adalah Rp 685 maka dividen yield yang akan kita dapat adalah 10%. Yield ini sangat tinggi dibandingkan rata-rata yield dividen saham blue chips di bursa sekitar 2-3%. Namun jika kita menggunakan range jumlah dividen yang dianggap lebih realistis sekalipun, asumsi 46 hingga 55 rupiah, maka dividen yieldnya juga masih bagus, yaitu 6,72% hingga 8%.
KESIMPULAN
Berdasarkan data-data diatas, menurut saya BJTM layak dibeli untuk dijadikan investasi karena dividennya yang menarik pada harga dibawah Rp 700(bahkan diharga Rp 750 yieldnya masih diatas 5%). Sayangnya menurut saya BJTM bukanlah saham yang undervalue maupun growth stock sehingga tidak ada nilai bonusnya.Demikianlah sedikit ulasan Saham Dividen Hunter : BJTM. Semua tulisan ini berdasarkan pengalaman dan pengetahuan penulis. Penulis tidak pernah mengenyam pendidikan atau kursus untuk belajar akuntansi atau corporate finance, jadi jika ada kesalahan saya mohon berikan kritik dan saran melalui kolom komentar. :)
Post a Comment