Menabung di Saham Bluechips Pasti Cuan?
Orang-orang yang berada dibursa saham pasti pernah mendengar istilah "Blue Chips". Dan banyak orang juga mengatakan bahwa invest di saham blue chip dalam jangka waktu panjang pasti akan CUAN. Hal tersebut memang ada benarnya dan saya kurang lebih sependapat(namun tak sepenuhnya). Ketika saya cek sejarah harga saham-saham blue chips tersebut dalam jangka panjang memang sangatlah luar biasa cuannya. Anda bisa mencarinya sendiri di web Indopremier.
Return 2007-2017 |
Blue Chips 2002-2017 |
Return 2002-2017 |
Luar biasa bukan?
Saya pun cukup tercengang melihatnya. Bayangkan jika anda punya uang 10 juta pada tahun 2007 dan menginvestasikan secara rata ke emiten-emiten tersebut dan membiarkannya selama 10 tahun, portofolio saham anda pada saat ini(September 2017) akan menjadi 51 juta! Lebih luar biasa lagi jika anda telah memulainya di tahun 2002, portofolio anda sekarang mungkin sudah berada di 200 jutaan dengan modal 10 juta di 2002. Dan itu semua belum dihitung dividen yang anda dapatkan dan jika dividen tersebut anda investasikan kembali maka akan tercompound lebih dahsyat lagi! Dan return anda telah mengalahkan pasar dan mungkin banyak Manajer Investasi!
Namun itu semua terjadi pada masa lalu, melihat pada masa kini memang mudah, tapi apakah semudah ini melihat prospek cerah para blue chips pada 10 tahun lalu? Atau bahkan 15 tahun lalu?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, kita kembali kepertanyaan mendasar. Apa itu blue chips? dan bagaimana bisa mengkategorikan sebuah perusahaan sahamnya merupakan blue chips?
Pada awalnya istilah blue chips digunakan dalam permainan poker yang merupakan chips yang nilainya paling tinggi. Analogi itu selaras dengan penggunaan kata di pasar modal blue chips berarti perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar.
Kriteria saham bluechip(menurut saya):
1. Kapitalisasi pasar besar. Penggerak IHSG.
2. Produknya selalu dibutuhkan bahkan disaat sulit sekalipun.
3. Pendapatannya stabil(mature company) atau bahkan bertumbuh setidaknya 5 tahun terakhir.
4. Struktur permodalan yang kuat dan tahan terjangan krisis(sudah teruji).
5. Reputasi manajemennya terkenal baik, begitu juga perusahaanya.
6. Rutin membagikan dividen
6. Rutin membagikan dividen
Dari setidaknya saham yang dijadikan bahan percontohan diatas, saya menemukan saat ini semua kriteria yang saya sebutkan terpenuhi dan masih layak menyandang gelar blue chips. Dan menurut saya, jika kriteria ini diterapkan pada 10 tahun bahkan 15 tahun lalu, mungkin mereka sudah memenuhinya. Seharusnya kita sudah bisa melihat bahwa produk-produk mereka merupakan kebutuhan utama masyarakat Indonesia. Selama perekonomian Indonesia terus melaju dan jumlah penduduk semakin bertambah, ruang pertumbuhan pendapatan para emiten blue chips ini masih ada. Walaupun sempat terjadi krisis pada tahun 2008, emiten ini langsung bangkit seiring percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada saat ini pun alasan yang sama masih relevan walaupun menurut saya melihat valuasi emiten-emiten tersebut sudah tidak semurah dulu.
Menabung di saham bluechips juga memungkinkan kita meminimalisir risiko keruntuhan, kolaps atau bahkan kebangkrutan bisnis dalam jangka pendek yang membuat uang yang kita investasikan menurun drastis bahkan lenyap. Hal tersebut terjadi karena perusahaan itu sangat dibutuhkan dan terlalu mahal untuk bangkrut setidaknya dalam waktu singkat.
Yang harus diperhatikan!
Namun bukan berarti investor hanya tinggal membiarkan sahamnya tidur tanpa mengetahui perkembangan bisnis terkini. Perusahaan blue chips sekalipun tidak akan bertumbuh konstan terus menerus, pasti akan melambat tergantung prospek bisnisnya, karena logikanya jika suatu perusahaan konstan bertumbuh double digit terus menerus, maka ia akan melebihi pertumbuhan GDP negara perusahaan tersebut yang merupakan hal tidak biasa dan mustahil. Bisa saja 30 tahun yang lalu perusahaan teknologi IBM adalah bluechips favorit investor di Wall Street sana, namun sekarang IBM dihimpit perusahaan-perusahaan teknologi lain yang membuat persaingannya semakin ketat(bahkan sekarang revenuenya terus menurun).
Oleh karena itu kita harus bisa meng-"forecasting" apakah bisnis atau industri emiten blue chips yang akan kita pilih masih bisa tumbuh dalam jangka waktu 5, 10 bahkan 20 tahun mendatang.
Kita harus bisa mengantisipasi kapan industri tersebut melambat(sunset industry) atau terdisrupsi oleh inovasi terbaru, sedini mungkin dan memastikan bahwa manajemen perusahaan tahu apa yang ia harus lakukan dan tidak malas-malasan agar perusahaan mendiversifikasi bisnis baru yang akan melanjutkan babak pertumbuhan selanjutnya.
Lalu bagaimana metode yang tepat menabung di saham blue chips?
Saya menyarankan anda memilih sampai 10 emiten untuk diversifikasi dan membeli saham secara DCA(dollar cost averaging). DCA adalah metode membeli saham secara menyicil(membeli sedikit demi sedikit) dengan membeli saham dengan dana yang sama pada waktu yang berbeda dengan rutin. Contohnya jika kita mau berinvestasi di saham BBCA, maka tiap bulan akan beli 1 lot di harga berapapun. Cara ini bagus untuk investor defensif yang tidak memiliki perhitungan analisa valuasi yang menentukan harga saham tersebut telah mahal atau murah. Mereka dapat membeli secara konsisten tanpa perlu memikirkan telah mahal atau belum. Namun DCA memerlukan komitmen untuk memegang saham tersebut untuk jangka panjang, karena dalam jangka pendek dan menengah bisa saja harga sahamnya sedang bergerak sideways bahkan downtrend.
Demikianlah sharing ilmu saya mengenai Menabung di Saham Bluechips. Semua ini berdasarkan pengalaman dan pengetahuan penulis. Penulis tidak pernah mengenyam pendidikan atau kursus untuk belajar akuntansi atau corporate finance, jadi jika ada kesalahan saya mohon berikan kritik dan saran melalui kolom komentar. :)
Menabung di saham bluechips juga memungkinkan kita meminimalisir risiko keruntuhan, kolaps atau bahkan kebangkrutan bisnis dalam jangka pendek yang membuat uang yang kita investasikan menurun drastis bahkan lenyap. Hal tersebut terjadi karena perusahaan itu sangat dibutuhkan dan terlalu mahal untuk bangkrut setidaknya dalam waktu singkat.
Yang harus diperhatikan!
Namun bukan berarti investor hanya tinggal membiarkan sahamnya tidur tanpa mengetahui perkembangan bisnis terkini. Perusahaan blue chips sekalipun tidak akan bertumbuh konstan terus menerus, pasti akan melambat tergantung prospek bisnisnya, karena logikanya jika suatu perusahaan konstan bertumbuh double digit terus menerus, maka ia akan melebihi pertumbuhan GDP negara perusahaan tersebut yang merupakan hal tidak biasa dan mustahil. Bisa saja 30 tahun yang lalu perusahaan teknologi IBM adalah bluechips favorit investor di Wall Street sana, namun sekarang IBM dihimpit perusahaan-perusahaan teknologi lain yang membuat persaingannya semakin ketat(bahkan sekarang revenuenya terus menurun).
Oleh karena itu kita harus bisa meng-"forecasting" apakah bisnis atau industri emiten blue chips yang akan kita pilih masih bisa tumbuh dalam jangka waktu 5, 10 bahkan 20 tahun mendatang.
Kita harus bisa mengantisipasi kapan industri tersebut melambat(sunset industry) atau terdisrupsi oleh inovasi terbaru, sedini mungkin dan memastikan bahwa manajemen perusahaan tahu apa yang ia harus lakukan dan tidak malas-malasan agar perusahaan mendiversifikasi bisnis baru yang akan melanjutkan babak pertumbuhan selanjutnya.
Lalu bagaimana metode yang tepat menabung di saham blue chips?
Saya menyarankan anda memilih sampai 10 emiten untuk diversifikasi dan membeli saham secara DCA(dollar cost averaging). DCA adalah metode membeli saham secara menyicil(membeli sedikit demi sedikit) dengan membeli saham dengan dana yang sama pada waktu yang berbeda dengan rutin. Contohnya jika kita mau berinvestasi di saham BBCA, maka tiap bulan akan beli 1 lot di harga berapapun. Cara ini bagus untuk investor defensif yang tidak memiliki perhitungan analisa valuasi yang menentukan harga saham tersebut telah mahal atau murah. Mereka dapat membeli secara konsisten tanpa perlu memikirkan telah mahal atau belum. Namun DCA memerlukan komitmen untuk memegang saham tersebut untuk jangka panjang, karena dalam jangka pendek dan menengah bisa saja harga sahamnya sedang bergerak sideways bahkan downtrend.
Demikianlah sharing ilmu saya mengenai Menabung di Saham Bluechips. Semua ini berdasarkan pengalaman dan pengetahuan penulis. Penulis tidak pernah mengenyam pendidikan atau kursus untuk belajar akuntansi atau corporate finance, jadi jika ada kesalahan saya mohon berikan kritik dan saran melalui kolom komentar. :)
Terimakasih Suhu, utk ilmunya hari ini.
BalasHapusSalam Hormat dr sy
-SevenSamurai-
Senang bisa membantu
Hapustdk juga
BalasHapusthn 2007 bumi juga termasuk bluechip
Tentu saham komoditas tidak cocok untuk investasi dalam jangka panjang, apalagi berinvestasi ketika harga komoditas sedang tinggi2nya.
Hapusjadi, bluechip kategori apa suhu yang cocok untuk jangka panjang? dan saya kinclong untuk saat ini? boleh kasih rekomen? :-). jangka panjang ini btw minimal 5 tahun kan suhu?
BalasHapussaya sampai saat ini masih menggunakan metode DCA untuk membeli saham. Artikel ini keren, sangat membantu untuk yang baru berinvestasi di saham
BalasHapusSaya sekarang punya uang 10jt. 5 tahun = 60 bulan, berarti tiap bulan hanya bole beli 166.000?
BalasHapuswah thanks banget nih artikelnya sangat membantu buat referensi saya..
BalasHapusNah ini saya pengin sharing artikel yang membantu mengubah hidup saya juga, silahkan di baca dan resapi :
Menabung di peer to peer lending
pembahasannya sedikit berbeda dengan cara menabung saham yang banyak dibicarakan belakangan ini ya, mereka menyarankan untuk menabung di saham bluechips dan membiarkannya bertahun-tahun, bagaimana pendapat anda mengenai hal ini?
BalasHapus