Menabung Bluechips (Belum) Pasti Cuan? (Update Late 2020)
Jika ada yang bertanya harus dari mana ia memulai untuk belajar investasi saham, saya selalu merekomendasikan untuk mulai dari saham bluechip terlebih dahulu. Kenapa? Karena manurut saya secara kematangan bisnis lebih 'aman'. Memang penggolongan saham mana yang tergolong bluechip masih semu dan cenderung subyektif, tapi sebagian besar orang biasanya memiliki pandangan yang hampir mirip.
Begitu pula jika pemula ingin belajar menganalisis fundamental perusahaan, secara spesifik saya pasti menyarankan saham bluchip di sektor consumer goods. Karena selain alasan bisnis yang lebih 'well establsihed' juga cara membaca laporan keuangan serta pemahaman tentang industrinya lebih mudah dibanding dengan yang lain.
Walaupun sedemikian 'aman'nya saham bluechip, bukan berarti anda bisa selalu untung disaham bluechip. Sama seperti saham lain, saham bluechip tetap saja punya risiko yang tergolong tinggi karena bagaimanapun saham merupakan instrumen investasi yang relatif tinggi risikonya dibanding instrumen lain.
Kebetulan sekitar 3 tahun lalu saya pernah menulis artikel tentang "Menabung di Saham Bluechips Pasti Cuan?". Kira-kira sampai dengan akhir 2020 ini bagaimana perkembangannya? Apakah 'aman'? Untung atau Buntung?
Sumber : Indopremier
Gambar 1 |
Gambar 3 |
Ketidakpastian dan Volatilitas
Ternyata dalam 3 tahun kebelakang menabung saham bluechip malah rugi. Terjadinya krisis pandemi Covid-19 memang sangat merugikan para investor. Terlihat dari tanggal terjadinya harga terendah dalam 3 tahun kebelakang terjadi pada sekitar bulan Maret 2020 (gambar 2), yaitu pada saat diumumkannya Covid-19 sebagai pandemi global. Inilah salah satu bentuk risiko investasi, yaitu ketidakpastian. Jika secara historis pada suatu saham bisa kita ukur returnnya adalah x% maka belum tentu kedepannya akan seperti itu juga.
Didalam bisnisnya saham bluechip juga dipenuhi ketidakpastian. Misalnya bisnis rokok yang 1 tahun terakhir sangat terpukul akibat kenaikan tarif cukai yang signifikan. Mengingat daya beli masyarakat masih terbatas, mau tak mau terjadi pergeseran selera masyarakat terhadap konsumsi rokok. Industri yang 10 tahun lalu masih prospektif, akhir-akhir ini mulai terseok. Artinya investor pun walau tidak seaktif trader, tetap harus menyegarkan kembali pemikiran dan analisisnya apakah masih relevan atau tidak dengan perkembangan zaman.
Memang diartikel sebelumnya dibahas bahwa investasi saham bluechip dalam 15 dan 10 tahun dapat menghasilkan cuan yang sangat tebal. Namun jangan lupa imbal hasil tersebut tidaklah linear setiap tahunnya. Tiap tahun terjadi pegerakan berbeda-beda, kadang datar-datar saja, kadang menurun, atau kadang naik tajam. Hal tersebut disebut Volatilitas. Semakin pendek jangka investasi maka semakin tinggi risiko volatilitas yang dialami investor. Dalam contoh skenario 3 tahun kebelakang dampaknya sepintas terlihat negatif, tapi volatilitas ini juga bisa dimanfaatkan investor yang bijak dan malah dapat meningkatkan imbal hasilnya.
Efek volatilitas harga saham dapat diminimalisir dengan membeli saham dengan memperhatikan nilai intrinsik perusahaan dan fokus untuk investasi dalam jangka waktu sepanjang mungkin. Dengan semakin panjangnya jangka waktu investasi maka volatilitas harian, bulanan atau bahkan tahunan dapat diminimalisir. Dan apabila sudah memahami nilai intrinsik dari suatu bisnis maka tak perlu lagi investor melihat pergerakan harian setiap saat(buang-buang waktu saja).
Itulah penyebab saya tidak dapat merekomendasikan saham kepada semua orang, karena tujuan investasi dan profil risiko tiap orang berbeda. "Kalau saya tau 3 tahun ini malah rugi, mending nabung dideposito saja deh" mungkin begitu didalam benak sebagian orang. Namun kita tidak bisa memprediksi bagaimana pergerakan pasar saham dalam jangka pendek. Oleh karena itu sebaiknya investor saham memahami risiko ini dan memiliki perencanaan keuangan yang bagus agar dapat memaksimalkan imbal hasil investasi sahamnya. Jangan sampai terpaksa ikut menjual saham diharga diskon entah karena kebutuhan yang mendesak atau lebih buruk lagi akibat kekhawatiran yang berlebih.
Kesimpulannya : Investasi adalah seni cara untuk berdamai dengan ketidakpastian. (dealing with uncertainties) Kalau anda ingin yang pasti-pasti jangan berinvestasi disaham.
Post a Comment